Thursday, September 10, 2009

ShortStories No. 1

If God could make a perfect guy for me it would be you.

Keyakinan gue buat selalu nunggu dia.
Sampai kapanpun.
Dari awal cerita ini....

****

Bowo. Anak cowok di angkatan gue yang paliiiinngggggggg gue gak deket. Dia itu pendiem, tapi suka ngejokes yang aneh - aneh, terus suka galak sendiri, suka jutek. Freak, tapi tetep aja ditemenin. Gue akui Bowo gak jelek, ganteng malah. Cuma, ya itu, yang ngerti dia ngomong apa cuma dia, temen - temennya, sama tuhan. Gua aja suka bingung kenapa dia bisa punya bahasa sendiri. Masak terus tiba tiba dia suka mainan globe, terus suka tiba tiba nyapa orang terus pergi. Bikin bingung. Hahaha, nambah - nambahin koleksi orang aneh diangkatan aja dia mah.

"Wey Ran."
Sigi. Udah pulang dia. Gue pikir masih ketemuan sama anak - anak Grafis.
Gue sama Sigi sahabatan sampe eneg. Diaaaaaaaaaaaaaa mulu yang gue liat dari jaman gue masih bego hahaha. But I loveyou Gi mwach. Kayaknya dia sama enegnya.
Oh ya.
Gue patungan beli rumah sama dia di Bandung sini, buat sekolah.
Asik banget kan wakakak.
Sekarang kelas 3 SMA dong pasti boleh. Haha.

"Ran, lo gimana?"
"Gimana apanya?"
"Sekarang sama siapa gila, lo lama banget gak kedengeran."
Kenapa jadi ngomongin ginian??

"Ah, males banget lo malem - malem ngebahas gituan Gi."
"Terakhir sama Bernadi..."
"Woy udah pernah kelilipan sendal belom lo. Awas ngomongin dia lagi."
"Hahaha iya maaf Ranaaa gue tau."
"Hahahaha. Tauah."
"Ntar perawan tua loh."
"Jah! Lo kira gue umur berapaa???"
"Hahaha. Jadi kapaaan??"
"I don't know. That is one thing I cannot answer until now."
"Well then, figure it out...."
Gue diem.

Iya Gi, tapi kapan tu orang dateng buat gue....

"Udah ah gua mau mandi.
"Najis lo belom mandi, cih sana pantes bau kandang."
"Sialan Hahahaha. Ntar anak - anak pada mau ngumpul ya disini belajar buat tes Biologi besok."
"Oh... HAA?? Aduh gila rumah baru gue beresin! Ntar berantakan lagi dong!"
"Hahahaha terlanjur Ran."
"Kopet emang lo."
BUGGGG. Bantal. Hahaha Sigi.

Tererererererereerereret.
Huh? Siapa nih?
"Halo?"
"RANA GUE KERUMAH LO SEKARANG YA SAMA ANAK ANAK KALO GUE SAMPE BUKAIN PINTU OKE DADAH."
Dwita. Criwiiisnyaaa kayak kaleng diseret. Ah males banget ggrrr..... Rumah ntar berantakan lagi.

TINGTONG.

"Gi lo yang bukain."

YAAMPUN RAME BANGET. Gila Dwita cewek sendiri.

"Weeeey... Abis dari mana lo semua?"
"Abis makan di Gizza's Pizza."
"Nggak ngajak!"
"Sowrryy Raaan kan tadi kita abis bimbel."
Hm.. let's see.
Ada Aji, Ugie, Ravin, Putra, Dwita... Bowo. Lah ada Bowo. Tumben amat.

"Tra kok ada Bowo? Tumben banget."
Gue iseng nanya ke Putra.
"Tau dia pengen ikutan. Iya ya, tumben banget."
"
Gue duduk.
Bowo duduk, sebelah gua. Nyeh, kurang mantep apa coba.
"Ran catetan Biologi dong Ran. Lo ada kan?"
"Ada, ada. Bentar ya, eh pada mau minum apa??"

"Bow ditanya Rana tuh."
Dwita apaan sih.

Bowo ngeliatin gue. Terus terusan dari pertama masuk rumah. Emang Bowo tuh agak agak ya... Hahaha kalo nggak gitu bukan Bowo.

"Bow, lo mau minum apa?"
Bowo gak jawab. Dia buka kulkas sambil minum sendiri. Tapi gelasnya dua.

"Baik deh Bow lo ngambilin minum buat guweh ih makin cinta sama Bowo mwach"
Ravin najis. Banci banget hahahahahaha.

"Bukan buat Ravin. Ini buat Rana. Nih"
Bowo, ngambilin minum buat gue?
"Thank's Bow."
That's all I can say.
"Kok Rana?"
Dwita nanya.
"Daritadi Rana nanyain pada mau minum apa. Berarti Rana yang paling haus."
Bowo jawab gitu coba. Emang jalan pikirannya gak ketebak ya. Cuma... kok... hahaha ngaco banget gak mungkin ah.

"Rana pinjem hape."
"Dimeja ya Bowo."
Ngapain lagi si Bowo minjem hape gue.
Gue sama Bowo, itu kayak gak kenal. Jadi canggung. Mana dia serem banget, pendiem tapi galak gitu..... Hmm... jangan bilang - bilang Sigi tapi, tipe gue banget....

Besoknya, ulangan biologi Bowo sebelah gue. Dia nyontek kerjaan gue hahaha. Dan malemnya, gue nonton TV sendiri di kamar, Sigi udah tepar, sampe tiba tiba...

Hai Rana, udah tidur?
Hai Bowo. Belom. Kenapa Bowo?
Hahahaha. Gapapa. Pengen sms orang tapi gatau siapa. Kan gue baru masukin nomor lo.
Iya gue tau. Hahaha. Bowo belom mau tidur?
Belom. Lagi apa Rana? Tadi makasih ya contekannya. Bowo gak bisa.
Lagi nonton TV. Bowo? Iya sama - sama Bowo. Kemaren kan Bowo gak belajar. Bowo malah main PS hahaha.
Lagi nonton film alien. Rana besok sekolah?
Sekolah, kenapa Bow?
Oke. Jangan berangkat dulu besok pagi.
Kenapa Bow?
Bowo Jemput.


"CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHHH"
"Apasih Gi."
"Ih Ran itu tadi tuh cie bangeeet! Pantesan lo tadi pagi gamau berangkat!"
'Iiiih apaan sih biasa itu."
"Enggak biasa itu dodol. KOK BISA SIH?? Gila dalam satu malam!!"
"Ya gitu. Dia sms."
"Terus sekarang lo smsan?"
"Iya."
"ALLAHUAKBAAARR.. ALLAHUAKBAAARRR..."
"SEEEGEEEHH!!!"
"GILA RAN. PERTAMA KALI GUE LIAT BOWO KAYAK GINI."
"APAAN SIH. HAHAHA NGERTI GUA MAKSUD LO AHAHAHA."
"Bowo naksir sama lo! Parah Ran, gila ajaib banget. Seorang Bowo... Hati hati Ran."
"Dih, naksir apaan baru sms 2 hari."
"Pokoknya Allahuakbar."
"Lo tanya aja sama Bowo"
"Gak gila apa lo Bowo serem banget gitu."
"Dia gak serem, cuma dia itu gak jelas. Emang suka marah - marah ngamuk...."
"Cieh belain... Emang sinting lo, suka sama yang freak freak."
Hahaha Sialan si Sigi. Tau ah gue mau tidur.

Beosk siangnya, gue berantem sama Bowo. Dia marah karena gue main asal telfon dia aja. Padahal katanya, dia lagi repot. Hhh... Itu tipikal Bowo banget.

"Halo Rana."
"Hai Bow."
"Bowo mau minta maaf. Kemaren Bowo lagi kesel sama motor Bowo yang mogok. Bowo gak maksud marahin Rana.."
"Iya Rana ngerti. Rana gapapa kok."
"Bowo cuma mau damai sama Rana."
"Oke. Udah damai kok Bow."
"Belom."
"Kok belom? Bowo gamau damai?"
"Emang belom damai. Bowo masih gak enak nih hatinya."
"Gak enak kenapa? Ngomong aja sama Rana."
"Bener?"
"Bener."
"Bowo suka sama Rana, Rana mau jadi ceweknya Bowo?"

9 Juni 2007.
Gue udah jadian sama Bowo....... Orang - orang gak percaya... Gue apalagi. Bowo gak tau kenapa menarik buat gue. Dan, gue kayaknya udah sayang banget sama dia, jadi pas dia nembak, gak pake basa basi langsung gue terima hahahaha. Gue cuma ngerasa nyaman sama Bowo... Dan motor Bowo... Suaranya selalu bikin gue tenang, gatau kenapa.

Gak kerasa...

6 bulan gue udah jadian sama Bowo.
Semuanya bikin gue gak bisa lepasin Bowo lagi. Bowo, adalah cowok terakhir buat gue. Bowo, segalanya buat gue. Gue, sayang sama Bowo. Dan gue tahu, begitupula Bowo. Banyak yang orang - orang gak tau tentang Bowo. Banyak sifat Bowo yang gue baru tahu. Banyak kebiasaan - kebiasaan absurd Bowo yang bikin gue tersentuh. Banyak yang nggak tau sifat asli Bowo. Banyak yang gak tau kalo Bowo one in a million. Banyak sikap Bowo yang diluar dugaan. Banyak tindakan - tindakan Bowo yang ngejutin (jam 2 pagi kerumah gue nganter buku IPA gue yang ketinggalan disekolah, katanya dia tiba - tiba kebangun dan baru inget, dan LANGSUNG DIANTER.) Banyak pikiran - pikiran Bowo yang gak masuk akal.. Banyak yang gak bisa gue jabarin tentang Bowo... Bowo yang selalu ada disamping gue di setiap saat, Bowo yang ada sama gue di 6 bulan terakhir, Bowo yang selalu ngejaga gue meskipun gak pernah keliatan, he's like a silent guardian to me. Bowo yang selalu diam setelah selesai ngomong dengan mukanya yang sangat polos.
Bowo pernah nanya hal yang paling absurd: "Rana, kenapa aku ketemu sama kamu?" Gue diem hahaha gak bisa jawab. Kata - kata Bowo yang paling gue inget: "Ran, kalo Bowo aneh, Rana pergi aja. Nanti Bowo kejar. Tapi Rana jangan pergi jauh - jauh." And he meant it. Beneran bakalan dikejar, dia bakalan beneran lari.

Bowo gak akan ada yang bisa gantiin. Titik.

Tapi...
Bulan ketujuh...

3 hari Bowo absen. Gue nelfon Bowo. Gak diangkat. Bowo tuh kenapa sih.

"Ji Bowo mana? 3 hari gak masuk?"
"Enggg... gatau deh Ran."
"Oh.. Gue telfon gak diangkat."
"Oh.. Enngg.. Gatau deh Ran."

Seminggu... Bowo absen. BBM, Telfon, SMS, FB, MSN, Sampe email, gak ada yang direspon.
BOWO KEMANA SIH. Tanya Aji titik.
"AJI."
"Ya Ran?"
"Jujur sama gue."
"Kenapa Ran??"
"Bowo mana."
"Bowo?"
"Iya masak Pak Mus."
"Bowo..."
"Ji."
"Aduh Ran, gue gak kuat."
"Gak kuat? Ada apa Ji?"
Aji pucet.
"Rana.."
"Kenapa Ji?"
"Rana udah tau?"
"Belom. Tau apa??"
"Bowo"
"Bowo kenapa??"
"Bowo..."
"Bowo kenapa Aji."
Gue mendatar.

"Bowo sakit. Tapi... sakit..."
"BOWO SAKIT APA? DIA DIMANA?"
"Dirawat."
"DIRAWAT?? DIMANAA??"
"Di Singapore..."

Singapore. Bowo. Sakit. Dirawat.

Bowo gak pernah cerita, Bowo jahat, Bowo gak pernah nunjukin kalo dia sakit. Siriosis, pengerasan hati. Aji minta maaf sama gue sampe sujud - sujud. Dia diminta Bowo untuk gak bilang kemana Bowo pergi, biar nanti Bowo sendiri yang jelasin pas dia balik. Tapi, gue udah terlanjur gak disamping Bowo. Bowo udah pergi. Dan kata Aji, 8 - 9 bulan dia akan stay di Singapore, untuk terus melakukan pengobatan tanpa kontak dengan pihak luar selain keluarga. Demi ketenangan Bowo.... Gue... gak tau mau ngomong apa lagi.
6 BULAN GUE GATAU KALO BOWO SAKIT....

Malem itu, pundak Sigi basah karena gue gak akan berhenti nangis......

"Ran."
"Ya?"
"Lo gak papa?"
"Hah, gak papa? Gatau Ji."
"Maafin gue"
"Iya gapapa Aji. Bukan salah lo. Salah gue."
"Ini."
"Apaan?"

Surat.

Rana Sayang,
Maaf Bowo gak bilang kalo Bowo sakit. Kalo Rana tahu, nanti Rana repot. Bowo gak mau ngerepotin Rana, Rana udah sering bantuin Bowo. Bowo cuma sebentar kok. Nanti kalo aku udah pulang, aku ceritain ya. Oke? Rana baik - baik, catetin PR - PR sama ulangan, nanti Bowo bisa susulan. Bowo sayang sama Rana, Rana sayang ya sama Bowo. Bowo pasti sembuh.

-Bowo.

Bowo.


Aku juga sayang sama kamu.
Sayaang sekali.

****

0 comments:

Post a Comment

 
Header Image by Colorpiano Illustration